Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr Yulia Asmarani, Sp.DV menuturkan mengenai penyebab terjadinya bau badan pada seseorang meskipun sudah menggunakan deodoran. Bau badan sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu osmidrosis dan bromhidrosis. Osmidrosis merupakan bau badan berlebihan yang terjadi akibat sekresi kelenjar keringat apokrin.
Sedangkan bromhidrosis merupakan bau badan yang disertai dengan produksi keringat berlebihan. Bau badan ini dideskripsikan dengan bau tengik, apek, dan juga asam. Kondisi ini dapat terjadi pada ketiak, telapak tangan, dan juga kaki. Namun yang paling sering ditemukan ialah pada ketiak.
Takut Agar Gula Darah Naik Usai Makan Nasi? Coba Tambahkan Bahan Ini saat Masak Nasi Disuruh Minum Jamu dan Pacar Hilang Kontak, Ini Sederet Fakta Ibu Muda Simpan Bayinya di Termos Nasi Viral Ibu di Jember Melahirkan di Pinggir Jalan, Sempat Ditolak Bidan Setempat karena Alasan SIP
Gibran Pakai Istilah Sulit saat Bertanya, Ini Respons Anies yang Bikin Orang Tersenyum Halaman 3 Fakta Viral Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan karena Ditolak Bidan Setempat, Ini Kata Kadinkes Jember Dr Yulia Asmarani Bagikan Tips Atasi Bau Badan, Termasuk Pakai Deodoran hingga Sabun Antiseptik
BREAKING NEWS: Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri Buntut Gunakan Akronim %27Amin%27 Dr Yulia Asmarani menjelaskan, bau badan dapat terjadi akibat faktor keturunan atau faktor genetik. Seseorang yang memiliki kecenderungan bau badan, menurut penelitian orang tersebut memiliki peningkatkan enzim pada kelenjar keringatnya.
"Jadi bau badan itu juga dapat diturunkan dari orangtua atau keluarga yang memiliki riwayat bau badan. Biasanya bau badan nanti akan menurun kepada anaknya," tutur dr Yulia Asmarani. Pasalnya pada kelanjar apokrin atau kelenjar keringat terdapat yang namanya enzim lima alfa reduktasi yang dapat memicu terjadinya keringat menjadi bau. Menurut penjelasan dr Yulia Asmarani, sebenarnya keringat saat dikeluarkan ke permukaan tubuh tidak ada baunya.
Namun, keringat tersebut menjadi bau ketika berinteraksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit. "Jadi bakteri bakteri ini berinteraksi dengan keringat, sehingga membuat keringat yang tidak berbau menjadi berbau," terang dr Yulia Asmarani. Bau badan dominan muncul pada bagian ketiak, namun bau badan juga dapat muncul di area lain seperti di area genital atau kemaluan dan juga telapak tangan.
Terdapat dua kelenjar yang dapat menyebabkan timbulnya bau badan pada seseorang, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelanjar ekrin terdapat hampir di seluruh tubuh, biasanya keringat dari kelenjar ini ringan dan tidak berbau. Sedangkan kelenjar apokrin terdapat pada bagian tubuh yang memiliki banyak folikel rambut, seperti kulit kepala, pangkal paha, dan juga ketiak.
"Yang bertanggung jawab terhadap kelenjar keringat itu adalah kelenjar apokrin, kelenjar ini terhubung dengan folikel rambut, makanya bau badan lebih dominan terjadi pada area berambut seperti ketiak," jelas dr Yulia Asmarani. Pasalnya, beberapa orang mengatasi permasalahan bau badan dengan menggunakan deodoran. Namun, tak sedikit pula yang masih mengalami bau badan meskipun sudah rajin menggunakan deodoran.
Dr Yulia Asmarani menyampaikan, terdapat dua pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan bau badan, yaitu dengan memakai deodoran atau antiperspirant. Banyak yang beranggapan bahwa deodoran dan antiperspirant adalah dua hal yang sama, namun menurut dr Yulia Asmarani itu adalah dua hal yang berbeda. "Deodoran sama antiperspirant itu beda ya. Deodoran itu fungsinya untuk mengurangi bau, bisa membunuh bakteri dan ada campuran parfumnya, jadi bisa menyamarkan bau badan."
"Sedangkan antiperspirant itu lebih menghambat produksi kelenjar keringat, sehingga produksi keringatnya berkurang," ungkap dr Yulia Asmarani. Dr Yulia Asmarani menjelaskan, pemakaian deodoran atau antiperspirant yang tidak tepat dapat menyebabkan seseorang masih mengalami bau badan meski sudah menggunakan deodoran atau antiperspirant dengan rajin. "Jadi pemakaian deodoran itu digunakan setelah kita membersihkan area ketiak atau setelah mandi, kemudian keringkan ketiak baru kemudian menggunakan deodoran."
"Jangan menggunakan deodoran setelah beraktivitas, karena itu akan menimbulkan bau yang lebih tidak enak lagi." "Atau mungkin jika pemakaian deodoran sudah tepat dan masih bau badan, mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter." "Karena penggunaan deodoran dan antiperspirant itu ibaratnya hanya pencegahan atau pengobatan awal, jika masih tidak mempan ada pengobatan lain yang masih bisa dilakukan," jelas dr Yulia Asmarani.
Baca berita lain seputar kesehatan Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.