Toyota Motor Corp mengatakan penjualan kendaraan secara global pada bulan Mei naik 10 persen dari periode sebelumnya menjadi 838.478 unit, tertinggi dalam setahun terakhir. Tak hanya mobil hybrid saja yang laris di pasaran, dalam laporan yang dirilis Toyota kendaraan listrik besutan perusahaan asal Jepang ini juga mengalami peningkatan tajam. Dimana selama bulan Mei kemarin total penjualan kendaraan listrik tembus 9.923, jumlah itu naik tajam dari bulan April yang hanya mampu mencetak penjualan 8.500 unit.

Melansir dri Bloomberg, lonjakan penjualan dialami Toyota setelah krisis suku cadang di pasar global mereda. Hal ini yang kemudian membuat Toyota dapat meningkatkan produksi kendaraanya sebanyak 35 persen year on year (yoy) menjadi 947.874 kendaraan. "Untuk menanggapi permintaan yang kuat, kami telah meningkatkan produksi domestik dan juga global, sehingga mencatat rekor produksi tertinggi di bulan Mei," ungkap Toyota dalam pernyataan resminya.

Debat Cawapres Gibran Ngaco Soal Tema, Mahfud MD: KPU yang Begitu Enggak Bertindak! Seorang Pejalan Kaki di Gunungkidul Meninggal Dunia Setelah Tertabrak Motor KRONOLOGI Anggota Polisi Tertabrak Motor Massa Silat yang Nekat Berkonvoi Saat Malam Pengesahan

Viral, Detik detik Remaja di Jakbar Tertabrak Fortuner Saat Duduk di Atas Motor, Tubuh Terpental Pemerhati PSM: Terima Kasih ke Aksa Mahmud Kalau Anda Merasa Orang Sulsel Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya Halaman all

Lonjakan dicapai Toyota menyusul peningkatan yang dialami sejumlah produsen otomotif dunia seperti Honda Motor Co. yang melaporkan kenaikan produksi 329.066 unit kendaraan, Diikuti kenaikan produksi Nissan Motor Co. sebesar 19 persen menjadi 274.551 unit kendaraan pada Mei 2023. Sebelum penjualan Toyota pecah rekor, pada akhir tahun 2022 produksi Toyota sempat mengalami penurunan karena masalah kekurangan chip semikonduktor secara global, dan krisis pasokan suku cadang di industri otomotif. Akibat dari adanya penguncian atau lockdown di sejumlah daerah China, salah satunya Shanghai. Mengingat tempat itu merupakan penghasil suku cadang terbesar yang dibutuhkan perusahaan otomotif dunia.

Imbas masalah tersebut, perusahaan asal Jepang ini terpaksa memperlambat laju produksinya. Hingga mengalami penurunan produksi secara berturut turut selama tiga bulan. Bahkan pusat perakitan kendaraan Toyota yang terletak di Saint Petersburg juga terpaksa ditutup, lantaran gangguan pasokan bahan dan suku cadang utama. "Keputusan untuk menghentikan produksi kendaraan Toyota di Rusia bukanlah keputusan yang kami anggap mudah. Namun setelah enam bulan, kami belum dapat melanjutkan aktivitas normal dan tidak melihat indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa mendatang," tulis pernyataan resmi perusahaan.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *